Home » , , , » Wanita dan Mitos Kecantikan

Wanita dan Mitos Kecantikan

Mitos adalah kepercayaan yang diyakini keberadaannya, tetapi belum tentu benar dan nyata. Mitos kadang hanya merupakan fiksi dan imajinasi, bukan fakta dan realitas yang sebenarnya. Tetapi, dalam masyarakat yang kurang rasional dan gampang dipengaruhi, mitos seringkali diterima sebagai kebenaran, termasuk mitos kecantikan yang dibentuk dan dicitrakan oleh iklan, selebriti, dan media massa.

Di dunia modern, banyak manusia berlomba-lomba untuk menjadi ”cantik”. Bukan cantik alami, melainkan cantik menurut citra iklan-iklan dan barisan selebriti. Di alam modern, kecantikan adalah hasil polesan tangan-tangan terlatih dan alat—alat mutakhir. Untuk menjadi cantik, memerlukan biaya yang (cukup) tinggi. Para wanita tampaknya gampang terpengaruh oleh citra kecantikan yang dibangun oleh media massa modern, khususnya televisi. Kecantikan telah menjadi ”mitos” yang harus diimani.

Para wanita seringkali tidak percaya terhadap pesona alami yang memancar dari dalam dirinya, baik itu kecantikan fisik maupun psikis, kecantikan raga maupun jiwa. Yang jauh lebih memesona dan punya daya tarik yang langgeng adalah kecantikan yang di seberang fisik, jiwa, psikis, watak, dan kepribadian. Kecantikan fisik atau ”luar” akan gampang sirna dan memudar, sementara kecantikan yang memancar dari ”dalam” jauh lebih memesona dan abadi. Yang paling ideal adalah perpaduan yang serasi antara kecantikan luar dan dalam.
Di era modern, para wanita baru merasa cantik jika mengidentifikasi diri pada produk-produk iklan dan citra. para selebriti, khususnya ahli kecantikan. Untuk itu, sesuai pesan iklan-iklan yang menyergapnya, para wanita harus memakai berbagai produk kecantikan yang tersebar di pasaran. Sama seperti produk makanan dan minuman, produk kecantikan juga hanyak sekali jenisnya.
Citra kecantikan yang didesakkan oleh berbagai media modern dan selebriti memaksa para wanita untuk mengonsumsi produk-produk
kecantikan yang menjajakan diri di pasaran. Padahal, iklan berbagai produk khususnya kecantikan seringka|i membohongi, menipu, dan mengelabui. Kenyataan yang sebenarnya tak seindah dan semeyakinkan iklannya. Semua iklan (kecantikan) selalu bombastis, melebih-lebihkan, dan tidak mendidik. Tidak ada iklan yang benar-benar realistis dan sesuai kenyataan. Celakanya,
para wanita seringkali percaya dengan iklan, khususnya di televisi, yang ditampilkan secara wah dan meyakinkan. Bintang iklan yang akan ditampilkan sudah dipoles sedemikian rupa dan ditunjang dengan trik-trik kamera sehingga tampak  memesona, menggiurkan, dan meyakinkan. Produk yang diiklankan pun lalu laku di pasaran. Para wanita yang memakai berbagai produk khususnya kecantikan merasa terpengaruh dan tersugesti oleh iklan yang ditontonnya, sehingga setelah memakai sebuah produk tertentu, maka sang wanita pun merasa (seakan-akan) berada dalam adegan dan skenario iklan secara nyata. Setelah memakai produk pemutih, sang wanita merasa kulitnya menjadi (agak) putih. Setelah memakai produk penghalus, sang wanita merasa kulitnya menjadi (agak) halus. Setelah memakai sampho merek tertentu, sang wanita merasa rambutnya menjadi hitam, indah, lebat, dan bebas ketombe. Dan seterusnya.

0 komentar:

Posting Komentar